Sabtu, 29 April 2017

Kumpulan Cerpen Antonim Karya Fena Basafiana

Kumpulan cerpen perdana saya yang berjudul “Antonim” akhirnya terbit. Di dalam buku ini ada 11 cerita dan 11 ilustrasi dari karya Ariestia Anindita. Secara garis besar, cerita-cerita ini berisi tentang sikap-sikap manusia dalam menghadapi kehilangan seseorang atau sesuatu yang mereka cintai. Setiap cerita saya sajikan dengan saling berkaitan dalam hal simbol atau beberapa makna. Terbitnya buku ini juga tidak lepas dari kebaikan Effendi Al Slavia yang telah memperkenalkan sastra dan mengajari menulis puisi sejak saya di Aliyah, terima kasih kepada tante Ida Refliana yang mengedit buku ini dan ia juga adalah guru pertama saya dalam menulis cerpen selama satu setengah tahun terakhir bersama guru lainnya; mbak Nurhayati PujiastutiRuwi MeitaYulina TrihaningsihUtami Panca DewiHappy RoseRosita DaniDheean ReeanEva PurwaningtyasPanji Dewantara. Terima kasih kepada Sungging Raga dan Gita Irawan yang sudah memberi saran dalam merevisi beberapa cerpen di buku ini. Terima kasih kepada Hakim Mohamad telah memberi banyak film berkualitas yang menjadikan saya ingin segera menulis setelah menonton film-film itu. Terima kasih kepada dosen ternyaman Ahmad Zakky dan Rosida Erowati yang selalu siap sedia setiap saya bertanya tentang apa pun. Terima kasih kepada komunitas sastra Rusabesi dan Majelis Kantiniyah yang memberi saya ruang untuk belajar mengenal sastra lebih dalam lagi. Terima kasih juga kepada penerbitSabana Pustaka telah bersedia menerbitkan buku ini. Dengan hadirnya buku ini semoga membuat saya semakin rajin belajar menulis lebih baik lagi. 




Berikut beberapa cuplikan dari buku ini:
“Kami datang dari Kerajaan Mercy Giver. Jika Tuan Tamara merasa hidup ini tidak bisa membuat anda bahagia, kami siap membantu dengan jalan berbeda, yaitu jalan kegelapan.” (Tamara Meriah)
“Bagaimana ini bisa terjadi? Rasa kehilangan berumur lebih panjang ketimbang usia kasih sayang. Bagaimana aku bisa bertahan?” (Teka-teki Tentang Lail)
sesekali, buatlah masakan jika kau ingin makan. Rasakanlah masakanmu sendiri; jadi, tinggal perilakumu memasak hidangan nasib cintamu. (Memasak Cinta)
Dengan tergesa kau bawa dukamu ke Dataran Tinggi Gayo. Air hujan keruh terserap di kulit rambutmu. Semakin lama rambutmu berubah jadi gulma. Kau tersungkur. Jari-jari tanganmu kikis dan busuk karena setiap hari kau cabuti beling-beling yang mengendap subur di jantungmu. (Penari Saman)
Mungkin kau marah. Selama hidup bersamaku tak ada yang bisa kau hasilkan dari puisi-puisimu. Aku membunuh imajinasimu. (Penyair Muda)
Hujan deras. Uap kopi menari-nari di hadapanku. Apalagi yang harus dilakukan kalau sudah begini? Menikmati kopi lagi dan sendiri. Kamu pernah bilang; kopi adalah kekuatan paling mujarab untuk membunuh luka-luka. Senyumku getir. Kamu payah pada kata-kata. Kamu kalah pada kopi-kopimu sendiri. Air kopi memang telah tumpah di matamu. Mengecup matamu, mengecap hasrat segala kepahitan penglihatanmu; aku menyembah kesibukanmu. Segera kurapatkan hati yang sesak ini. (Antonim)
“Dalam cinta itu segala sesuatu telah otomatis saling dimaafkan dan diterima tanpa perlu diminta. Aku benar-benar mencintaimu.” (Menjenguk Kenangan)
“Padahal kau adalah Pangeran yang baik hati. Kau bisa saja kusamakan dengan para bangsawan yang telah berlaku jahat padaku. Kau akan membiarkanku mati mengenaskan. Apa kurang menyakitkan? Apa aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan?” (Pasar Mimpi)
Namanya Putri. Ia memiliki jari-jari tangan yang sangat indah dan lentik. Warna kulitnya putih langsat. Teksturnya lembut dan agak kenyal. Telapaknya sangat halus. Jari-jarinya lurus dan panjang. Kuku-kukunya berbentuk sempurna. Ketika bersalaman dengan Putri, pasti merasakan sesuatu yang dingin dan sejuk. (Tragedi 10 Jari Tangan)
Ada tetesan air matamu di tubuhku. Rasanya aku seperti tertusuk, bagai merasakan tangismu yang menyakitkan. Sudah Sembilan titik air matamu jatuh di tubuhku. Kau mengusapnya, tapi tubuhku malah penuh luka. (Tak Ada Darah di dalam Tubuhku)
Atas dasar balas dendam dan sakit hati, banyak orang meninggalkan jiwa baik mereka dan mengokohkan jiwa jahat. Makhluk bercahaya berubah menjadi makhluk berapi. (Kopi di Buku Arwina)
Kalian bisa membeli buku ini dengan harga Rp. 25.000; dan memesannya melalui inbox, email: basafianafena@gmail.com atau kita bisa ketemuan.

Untuk mengunduh naskah ini dalam bentuk pdf: https://bit.ly/BukuAntonimFena

Terima kasih banyak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garin Nugroho Membasuh Pikiran Masyarakat

oleh Fena Basafiana             Bagi para pecinta film Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Garin Nugroho. Ia adalah sut...