Jumat, 05 Mei 2017

Wanita Muda di Bank

Oleh Fena Basafiana

Ilustrasi oleh PxHere

Di pinggiran kota. Seorang wanita muda dengan kebingungannya masuk ke suatu bank. Dari matanya yang suram dan berkaca-kaca telah menyimpan suatu rahasia. Saya telah mengetahuinya. Dengan langkahnya yang berantakkan, saya memperhatikannya di belakang pintu. Koper yang ia seret menciptakan suara yang tidak menyenangkan. Ia sendirian, dan rahasia yang telah ia jaga sedemikian rapat terbongkar di pikiran saya sendiri. Jika rahasia itu diketahui orang lain, ia akan tampak tidak berguna. Dan, jika ia menyerah begitu saja, ia akan mati dengan sia-sia.

Wanita muda itu menghampiri meja teller, ia menyerahkan berkas-berkas untuk mengambil uang sebesar satu milyar. Seketika ia menjadi perhatian umum. Orang-orang terkejut melihat ia memasukkan banyak sekali uang ke dalam kopernya. Wanita muda itu tidak peduli. Yang ia harapkan hanyalah dapat menaruh uang-uang tersebut ke dalam koper dengan segera. Meski dengan tangan bergetar dan tubuhnya telah teramat lelah. Setelah ia merapikan uang-uangnya, dengan susah payah mencoba pergi dari tempat itu karena orang-orang semakin memperhatikannya. Tiba-tiba ia terjatuh. Hidungnya berdarah. Isi kopernya berhamburan karena kurang rapat menutupnya. Wajahnya semakin pucat. Bibir dan kedua tangannya bergetar hebat.

Hatinya hancur. Sambil memungut uang yang berhamburan, ia ingat kembali hasil dari uang banyak itu. Enam bulan lalu, wanita muda itu telah bertransaksi dengan seseorang. Ia telah mengorbankan satu ginjalnya dan jantungnya diganti dengan jantung yang sudah rusak. Semua dilakukan agar ia bisa mendapatkan uang sebesar satu milyar. Uang itu, ia harapkan bisa mengubah dirinya menjadi wanita yang paling cantik. Ia berangan memiliki hidung yang mancung, mata yang bulat, tubuh yang langsing dan kulit yang putih kenyal. Ia berangan memiliki pasangan yang bisa menghargainya dan mencintainya selamanya.

Bagi saya, ini adalah hal yang miris dan konyol. Wanita muda itu telah berhasil dihasut oleh iklan-iklan biadab. Iklan-iklan yang membangun standar kecantikan. Dan, masih banyak wanita lainnya yang terjerumus dengan pemikiran itu.


Beberapa lama kemudian, wanita muda itu berdiam diri. Matanya semakin redup. Tubuhnya terkulai. Ia telah mati. Ah, apa-apaan ini! Untung saya hanya setan yang baik, tanpa membutuhkan atribut-atribut tidak masuk akal itu. Kehidupan manusia lucu sekali. Saya ingin tertawa, tapi tidak sopan rasanya menertawakan kematian manusia. Saya kan setan yang baik. Waktunya saya pergi dari adegan muak ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garin Nugroho Membasuh Pikiran Masyarakat

oleh Fena Basafiana             Bagi para pecinta film Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Garin Nugroho. Ia adalah sut...