Kamis, 23 April 2020

Konsep Kematian dalam Karya Emily Dickinson

Oleh Fena Basafiana


A.                 Latar Belakang
Emily Dickinson adalah salah satu penyair yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah kesusastraan sehingga karya-karyanya selalu dibaca sepanjang masa. Sebagian besar karyanya mengandung tema kematian berdasarkan latar kehidupannya. Ciri khas tersebut telah dibuktikan oleh beberapa peneliti sastra melalui pendekatan biografis.
Wellek dan Warren (82) menyatakan bahwa karya sastra adalah cerminan dari latar belakang kehidupan penulis itu sendiri sehingga bisa meninjau suatu karya melalui kehidupan penulis. Meskipun metode tersebut terbilang kuno, Wellek dan Warren menambahkan bahwa metode tersebut mampu menjelaskan dan mengklarifikasi komposisi dari karya yang penulis ciptakan. Dengan demikian, pemateri ingin menyulami konsep kematian yang hadir dalam karya Emily Dickinson berdasarkan latar belakang kehidupannya dengan analisis yang berbeda dari para peneliti sebelumnya.

B.     Pengaruh Kesusastraan
Karya Emily memiliki pengaruh luar biasa pada puisi Amerika kontemporer. Segenerasinya, Walt Whitman adalah yang bertanggung jawab atas pergeseran dari rima formal menjadi rima bebas. Puisi-puisinya dikenal sebagai nuansa musikalitas. Meskipun tidak menulis dengan rima seperti halnya sebagian penyair pada zamannya, masing-masing puisinya memiliki rasa terukur. Puisinya juga inovatif pada penggunaan kapitalisasi dan garis, serta tema yang dipilihnya, termasuk tema kematian. Subjek emosional yang gelap dinilai membuka jalan bagi penyair perempuan modern seperti Sylvia Plath dan Anne Sexton (Amazine.co).

C.    Pendekatan Biografis
Di kedalaman penyair memungkinkan peneliti untuk membaca karya penyair tersebut dengan pemahaman yang menyeluruh. Bagaimanapun juga, hal ini tidak selalu benar. Jika sebuah puisi tertentu tampaknya sama sekali tidak ada unsur pribadi di balik itu, peneliti tidak akan mengerti lebih baik dalam meneliti puisi tersebut. Keputusan tersulit adalah memutuskan kapan harus digunakan dan kapan untuk menghindari implikasi biografi (Reaske 54-5).
Dalam sebagian besar karya Emily, sangat memungkinkan menelusuri makna puisi melalui pendekatan biografis. Banyak keterkaitan antara sebagian besar karyanya yang mengandung tema kematian dengan latar belakang kehidupannya.
                                  
D.                  Konsep Kematian
Kematian adalah hal yang cepat atau lambat akan dihadapi meskipun manusia berusaha menghindari hal tersebut. Kematian akan datang bahkan dengan tak terduga. Sebelum kematian manusia itu sendiri, ia telah melihat kematian pada orang lain termasuk orang-orang terdekat. Dan kejadian tersebut, kadangkala memengaruhi kondisi kejiwaan manusia karena merasa kehilangan.
Manusia kadang memikirkan bagaimana rasanya menghadapi kematian dan apa yang akan terjadi. Ketika manusia merasa bingung dengan kematian, mereka mencoba untuk mengikuti dan mengambil agama atau keyakinan untuk membuat mereka nyaman dalam menghadapi kematian. Agama yang berbeda akan membuat penjelasan yang berbeda tentang kematian. Sebagian percaya bahwa kematian adalah akhir dari kehidupan, tetapi yang lain percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian.
Dari gambaran umum tentang kematian di atas, Ambarwati (25-6) memberi beberapa pandangan kematian sesuai dengan tiga gerakan keagamaan yang sudah dikenal selama hidup Emily Dickinson:
                               I.            Calvinisme
Calvinisme adalah gerakan agama yang percaya bahwa kehidupan ada setelah kematian untuk memiliki pengalaman baru sebagai penghargaan atas kehidupan di dunia yang memiliki banyak kebaikan. Bagi mereka yang tidak berjiwa baik akan dibuang ke neraka yang diartikan sebagai pemisahan dari Allah.
                            II.            Puritanisme
Puritanisme adalah gerakan yang menyatakan bahwa Kematian tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, kematian merupakan suatu hadiah dengan jiwa yang dilepaskan dari bumi.
                         III.            Transcendentalism
Pandangan kematian menurut transendentalis dari buku A Week oleh Thoreau, menyajikan kematian bukan sebagai tujuan tetapi sebagai bagian dari proses alam. Kematian tidak hanya menyerap kembali tubuh ke bumi, melainkan juga dalam transisi jiwa manusia ke dalam ketidakterbatasan alam semesta. Dengan demikian, gerakan ini menjadikan kematian bukanlah hal yang harus ditakuti.

E.                 Biografi Penyair
Emily Elizabeth Dickinson lahir pada 30 Desember 1830 adalah salah satu penyair perempuan besar di Amerika pada abad ke-19. Ia berasal dari keluarga yang terkenal dan berpendidikan. Keluarganya sangat memedomankan tradisi kristen. Ayahnya bekerja sebagai anggota DPR Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Mount Holyoke Female Seminary, Emily menjadi sosok yang tertutup. Ia menghabiskan sepanjang hidupnya di rumah dan memutuskan untuk tidak menikah. Meskipun demikian, Emily telah menulis ribuan surat kepada teman-temannya. Salah satunya bernama Susan Gilbert, yang menikah dengan saudara laki-lakinya, Austin (Merdeka.com).
Kehidupan Emily dihabiskan dengan berkabung karena beberapa kematian dari orang-orang terdekat dalam jangka waktu beberapa tahun. Ayah Emily meninggal dunia pada tahun 1874, Samuel Bowles meninggal dunia pada tahun 1878, JG Holland meninggal dunia pada tahun 1881, Gilbert (keponakannya) meninggal dunia pada tuhan 1883, Charles Wadsworth dan ibu Emily meninggal dunia pada tahun 1882. Selain itu, banyak dari persahabatan yang paling berpengaruh dan berharga bagi Emily meninggal dunia. Dari perkabungan yang Emily rasakan selama beberapa tahun memberi jalan untuk terobsesi pada tema kematian dalam puisi-puisinya. Pada 14 Juni 1884, obsesi Emily dan spekulasi puitis mulai berhenti ketika dia menderita serangan pertama dari penyakit ginjalnya. Pada 15 Mei 1886, Emily meninggal dunia saat berusia 56 tahun (Ambarwati 28-9).
Selama hidupnya, Emily tidak benar-benar dikenal sebagai penyair. Hanya 10 puisinya diterbitkan saat ia masih hidup. Setelah kematiannya, keluarganya menemukan kumpulan koleksi hingga 2000 puisi. Lalu, puisi-puisi tersebut diedit oleh kritikus sastra bernama Thomas Wentworth Higginso dan Mabel Loomis Todd (Mina 1-2).

F.                  Konsep Kematian pada Karya
Setelah uraian di atas mengenai konsep kematian berdasarkan yang dianut oleh Emily berserta latar belakang kehidupannya, berikut adalah salah satu puisinya beserta makna yang mengandung tema kematian:

Because I Could not Stop for Death

Because I could not stop for Death
He kindly stopped for me----
The Carriage held but Ourselves
And Immortality.

We slowly drove---He knew no haste
And I had put away
My labor and my leisure too,
For His Civility----

We passed the School, where Children strove
At Recess—in the Ring---
We passed the Field of Gazing Grain
We passed the Setting Sun---

Or rather --- He passed Us---
The Dews drew quivering and chill---
For only Gossamer, my Gown---
My Tippet--- only Tulle---

We paused before a house that seemed
A Swelling of the Ground---
The Roof was scarcely visible—
The Cornice --- in the Ground---

Since then ---‘tis Centuries--- and yet
Feels shorter than the Day
I first surmised the Horses Heads
Were toward eternity.

(Poetry Foundation)

Di bait pertama, orang pertama memberi tahu bahwa ia tidak bisa mengindari Kematian. Lalu dilanjutkan dengan kematian berubah menjadi subjek sebagai dia (laki-laki) adalah tamu yang bersikap ramah dan baik dalam menghampiri orang pertama. Kematian tersebut mengajak orang pertama untuk naik kereta kuda, pergi ke tempat yang tidak diketahui tapi memberi pengalaman baru untuk orang pertama.
Di bait kedua, orang pertama diperlakukan secara lembut oleh Kematian. Perjalanan mereka menjadi menyenangkan tanpa ada rasa khawatir. Dengan kenikmatan tersebut, orang pertama meninggalkan kegiatan duniawinya sebagai penghargaan untuk kesopanan dari Kematian yang menjadikannya sebagai wanita terhormat.
Di bait ketiga, orang pertama memberi tahu tahap kehidupannya yang singkat. Dimulai dari masa kanak-kanak yang orang pertama usahakan dalam bersaing untuk mencapai sesuatu. Ditahap selanjutnya tumbuh menjadi remaja dan dewasa yang melambangkan siklus hidupnya. Lalu di akhir terdapat “pengaturan matahari” yang menunjukan tahap akhir hidupnya yang sekarat dengan matahari yang terbenam.
Di bait keempat, orang pertama memberi tahu ketika kematian datang, manusia akan meninggalkan segala bentuk duniawi. Setelah kematian, manusia hanya memiliki kualitas spritual. Dalam proses kematian itu sendiri, tubuh orang pertama menjadi gemetar dan dingin oleh embun dengan menggunakan gaun halus dan sutra.
Di bait kelima, orang pertama menggambarkan rumah terakhirnya setelah kematian ialah kuburan. Rumah yang tidak biasa karena memiliki atap yang tidak terlihat dan memiliki dekorasi dinding yang unik seperti batu. Dalam rumah tersebut, ia tinggal sendirian.
Di bait keenam, orang pertama memberi tahu bahwa ia sedang menuju keabadian dengan tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya walaupun pada awalnya tidak tahu tujuannya. Perjalanan tersebut tampak jauh lebih singkat dari pada ketika ia masih berada di dunia.
Dari penjelasan tersebut, di empat bait pertama, Emily menunjukan kebahagian dalam menghadapi kematian. Namun di dua bait akhir ia merasa kematian menjadi takdirnya yang menyedihkan dan di bait keenam ia mulai percaya diri dengan tujuannya ialah menuju keabadian di tempat yang baik dengan kualitas spritiual yang baik.
Dari penjabaran mengenai makna puisi tersebut, terdapat beberapa konsep kematian yang hadir dalam karya Emily. Pertama, kematian tidak dapat dihindari dan tak terduga karena kematian secara alami terjadi pada setiap manusia. Maka dari itu, manusia harus mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Kedua, kematian tidak menakutkan. Kematian bukanlah musuh, melainkan kematian memberikan manusia pada kebebasan dan kedamaian. Jika manusia mengembangkan kualitas spiritualnya, Tuhan akan melindunginya.
Ketiga, kematian bukanlah akhir kehidupan. Kematian adalah awal dari perjalanan menuju keabadian. Proses kematian akan membawa manusia ke dalam kebebasan dari tempat duniawi. Meskipun tubuh telah mati, tapi roh manusia akan tetap hidup.
Keempat, kematian meyakinkan manusia pada diri manusia yang sebenarnya. Kematian memberikan keringanan pada manusia yang sedang berada di dunia dengan segala aspek yang rumit. Dengan kerumitan duniawi yang sementara, kematian menjadikan manusia mengenal dirinya sendiri dalam memahami identitas kerohaniannya.
Kelima, kematian adalah hadiah. Hal tersebut diyakini oleh gerakan Calvinisme dan Prutanisme. Keyakinan tersebut menjelaskan bahwa Tuhan memberikan manusia jalan menuju keabadian dengan tempat yang lebih baik.
Dari konsep kematian yang dicantumkan dalam karya Emily, pastinya tidak luput dari latar belakang masa lalunya yang dalam beberapa tahun mengalami depresi dan trauma karena telah kehilangan banyak orang terdekat yang meinggal dunia. Di sisi lain, selama hidup Emily menganut tradisi Kristen dengan baik sehingga ia mengaitkan konsep kematian berdasarkan keyakinannya.

G.                Kesimpulan
Tokoh Emily Dickinson sangat berpengaruh dalam sejarah kesusastraan. Ia memberi warna baru yakni emosional yang gelap dengan menggunakan tema kematian yang memberi jalan bagi beberapa penyair selanjutnya. Beberapa karyanya sangat berkaitan dengan latar kehidupannya. Bahkan, terdapat film drama biografi Emily Dickinson berjudul A Quiet Passion disutradarai dan ditulis oleh Terence Davies. Cerita yang ditampilkan mencerminkan Emily yang memiliki sosok unik dan tertutup. Cerita tersebut menggabungkan beberapa karyanya yang menyatu dengan kehidupan Emily itu sendiri.
Dengan konsep kematian yang hadir dalam karyanya, Emily menginformasikan kepada pembacanya mengenai konsep kematian dengan indah dan meyakinkan. Ia membantu pembaca dalam memahami konsep kematian secara dalam. Dengan demikian, tema yang diangkat Emily dalam sebagian besar karyanya, menyadarkan pembaca bahwa kematian merupakan hadiah dari Tuhan menuju jalan keabadian. Bagi manusia yang memiliki spiritual yang baik, mereka tidak perlu merasa khawatir dengan kematian tersebut karena Tuhan akan melindunginya.


Daftar Kepustakaan

Buku:
Reaske, C. R. How to Analyze Poetry. United States of America: Department of English Harvard University, 1966.
Wellek, Rene and Austin Warren. Theory of Literature Harcourt Brace Javanoich. New York: Longman, 1977.
Skripsi dan Tesis:
Ambarwati, Tri Wulan. The Influence of Emily Dickinson’s Life Background on the Concepth of Death Found in Her Poem Entitled Because I could not Stop for Death. Semarang: State University of Semarang, 2006.
Mina, Hirai. Emily Dickinson: The Poetics of Absence. Germany: Europe and American Studies, 2006.
Situs:
Amazine: Online Populer Knowledge. “Siapakah Emily Dickinson? Kisah Penyair Wanita Amerika” Amazine.co 20 November 2017. Amazine 2017. <www.amazine.co/siapakah-emily-dickinson-kisah-penyair-wanita-amerika>
Merdeka.com. “Emily Elizabeth Dickinson” Merdeka.com 20 November 2017. Merdeka 2016. <www.merdeka.com/profil/mancanegara/e/emily-elizabeth-dickinson>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garin Nugroho Membasuh Pikiran Masyarakat

oleh Fena Basafiana             Bagi para pecinta film Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Garin Nugroho. Ia adalah sut...