Kita hidup bersama
ribuan prasangka
Prasangka baik dan
jahat
Prasangka feminim dan
maskulin
Prasangka yang
merepotkan dan suka membantu
Prasangka yang pandai
merayu hati
Prasangka yang berubah
bentuk menjadi gula di dalam kopi
Bulir-bilur pada
pelembab tubuh
Cecak yang ingin tidur
di sampingku
Debu yang gemar
menjatuhkan dirinya ke wajah dan rambutku
Hujan yang suka
berjalan dan berpindah tempat
Lalu aku aku bertanya,
“Ke mana hujan ingin pergi?”
Kau menjawab,
“Barangkali ke tempat orang yang ingin berjalan juga.
Dan kita berhenti di
satu titik, di mana prasangka hanyalah kebisingan
pada pikiran yang mudah
meninggalkan kita tanpa pertanggung-jawaban.
Setelah itu, di antara
kita cukup berbicara dalam kediaman
Kita saling pandang dan
kedua mata kita pecah
menjadi kembang api
yang memeriahkan hati dan pikiran.
_____________
*Pernah dimuat di blog
Rusabesi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar